Archive for the ‘Ayah Bunda Buah hati’ category

Bagaimana Mengatasi Kesulitan Belajar pada Anak?

December 20, 2014

shutterstock 130264847 Bagaimana Mengatasi Kesulitan Belajar pada Anak?

Memiliki anak yang mengalami kesulitan belajar (learning disability) bukanlah alasan untuk tidak berbahagia memilikinya. Membantu anak mengatasi kesulitannya dalam belajar, sejatinya tidak hanya membantu anak menemukan dirinya, melainkan membantu anda untuk meraih kebahagiaan bersamanya.

Kesulitan belajar (learning disability) merupakan fenomena yang umum terjadi dalam suatu proses belajar dan pendidikan seorang anak. Kesulitan belajar belajar ini pada mulanya dianggap sebagai akibat dari rendahnya inteligensi anak.

Hal ini berdampak pada banyaknya orang tua yang akhirnya memilih untuk bersikap pasrah dan menganggap ketidakmampuan anaknya menangkap pelajaran sebagai hal yang lumrah, sehingga label “bodoh” pun melekat pada diri sang anak.

Sejatinya, tidak ada anak yang terlahir bodoh. Setiap anak adalah individu yang memiliki keunikan, keunikan ini pula yang menyebabkan kemampuan dan kecerdasan setiap anak berbeda satu sama lain, sekalipun mereka terlahir sebagai saudara kembar.

Kesulitan belajar ini, hanya bisa diatasi dengan memberikan pelajaran dengan cara yang berbeda. Kita tentu mengetahui sejumlah tokoh besar yang mengalami kesulitan belajar di masa kanak-kanak, namun berhasil dikemudian hari seperti Albert Einstein, Thomas Alfa Edison, Sydney Sheldon, Roosevelt hingga wakil presiden, Rockefeller. Keberhasilan mereka dalam belajar, adalah dikarenakan mereka belajar dengan cara yang berbeda.

Parents, untuk membantu anak kita mengatasi kesulitan belajar yang mereka alami, alangkah baiknya bila kita memahami berbagai tipe gaya belajar.

Menurut Carbo dkk, dalam Winnebrenner, 1996, ada tiga tipe gaya belajar pada anak, yaitu :

1. Tipe Auditori

Anak dengan gaya belajar auditori ini lebih suka belajar dengan cara mendengarkan. Mereka memiliki kemampuan berpikir logis analitis dan memiliki urutan dalam berpikir. Mereka cenderung menyukai pelajaran yang menyangkut analisa bunyi dan angka dan mengikuti arahan/petunjuk dengan keteraturan

2. Tipe Visual

Anak dengan gaya belajar visual belajar dengan cara melihat. Mereka harus mempunyai gambaran di dalam otaknya untuk memahami pelajaran.

3. Tipe Taktil-Kinestesis

Anak dengan tipe ini belajar dengan cara menyentuh dan bergerak. Mereka menyukai contoh-contoh konkrit dan mempelajari berbagai hal yang bisa mereka sentuh dan berada dalam jangkauannya. Praktikum adalah metoda belajar yang paling mereka sukai.

Tahukah, Bunda, bahwa kesulitan belajar ini merupakan gangguan yang tidak dapat hilang dan akan terus dibawa oleh seorang anak. Namun mereka tetap bisa berkembang optimal sesuai dengan kecerdasan yang mereka miliki.

Baca juga : Kuis Mendeteksi Gaya Belajar Anak

Apa yang harus kita lakukan untuk membantu mengoptimalkan kecerdasan anak yang memiliki kesulitan belajar?

Langkah-langkah berikut penting untuk kita lakukan :

1. Bila kita melihat anak kita mengalami kesulitan belajar, maka lakukan pemeriksaan menyeluruh pada tenaga profesional untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan anak serta untuk mengetahui cara belajar yang paling sesuai bagi anak.

2. Pelajari tentang kesulitan belajar. Semakin banyak yang orangtua mengetahui tentang kesulitan belajar dan perbedaan cara belajar, semakin dapat orangtua membantu diri sendiri dan anak.

3. Bicaralah pada anak secara terbuka dan kenalkan kesulitan belajar yang mereka alami serta kelebihan yang mereka miliki.

4. Ajaklah anak untuk menghargai perbedaan antar individu dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

5. Bantu dan berikan dukungan pada anak untuk mengembangkan kekuatan dan bakat yang mereka miliki.

6. Ajak mereka untuk menetapkan target-target yang realistis.

7. Jalinlah komunikasi yang baik dengan guru di sekolah.

8. Bimbinglah anak untuk mengerjakan tugas-tugas sekolah.

9. Ingatkan mereka bahwa mereka adalah anak-anak yang pandai, namun memiliki cara belajar yang berbeda.

10. Terimalah anak dengan segala keunikan mereka.

 

Satu hal yang harus kita sadari, Parents, bahwa menyadari berbeda itu indah akan memudahkan kita menerima perbedaan cara belajar yang ditempuh oleh anak kita. (disadur dari http://id.theasianparent.com)

Cara Mengatasi Kecemasan Orang Tua pada Anak

December 8, 2014

 1. Mendidik dan membekali anak

Tingginya kriminalitas dan memburuknya lingkungan membuat kita risau terhadap anak tercinta. Lalu apa yang dapat kita lakukan untuk mengatasi kecemasan itu?

1. Mendidik dan membekali anak

Memberikan pengetahuan pada anak tentang tindakan yang harus dilakukannya pada situasi tertentu dapat membuat kecemasan Anda sedikit berkurang

Tanamkan pengertian mengapa ia tak boleh berbicara atau menjawab saat ditegur oleh orang asing. Anak juga harus paham bahwa ia tak boleh memisahkan diri ketika bepergian bersama teman-teman sekolah untuk study tour.

Anda dapat membekali anak dengan sebuah peluit yang bisa dibunyikannya saat ia sedang dalam posisi terancam. Suara peluit yang cukup nyaring akan menarik perhatian orang di sekitarnya, sehingga orang yang akan berbuat jahat kepadanya mengurungkan niatnya. Anda juga dapat membekalinya dengan ponsel jika sekolah mengijinkan hal ini dan ia cukup ‘dewasa’ untuk mengetahui apa yang boleh dan tidak boleh ia lakukan dengan ponselnya.

2. Berfikir positif

Tidak ada sesuatu yang lebih hebat daripada berpikir positif. Hentikan kecemasan dengan memikirkan kemungkinan terburuk dan selalu berpikirlah positif.

Meski demikian, Anda juga jangan berangan-angan dan membayangkan semua yang indah akan terjadi pada keluarga Anda. Kebahagiaan dalam keluarga hanya dapat dicapai dengan kerja keras, baik di tempat kerja, mengurus rumah tangga, dan menyayangi pasangan serta anak-anak Anda.

3. Melakukan kegiatan menyenangkan

Kecemasan tidak akan mempunyai tempat dalam pikiran Anda ketika Anda sedang asyik mengerjakan sesuatu yang Anda sukai. Luangkanlah waktu untuk hobi, meski Anda sangat sibuk mengurus rumah tangga atau bekerja setiap hari.

Dengan berkebun, menjahit, membuat kue, dll., Anda memberi kesempatan pada diri Anda sendiri untuk merasa senang dan mengalihakan pikiran Anda sendiri dari kecemasan.

Disadur oleh: Pingu’s English Indonesia, Kursus Bahasa Inggris khusus untuk anak usia dini

Cara Mengasuh Anak Dengan Penuh Kasih Sayang

December 3, 2014

shutterstock 110172572 Cara Mengasuh Anak Dengan Penuh Kasih Sayang

Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa di dalam suatu keluarga anak-anaknya  sangat baik, sedangkan di keluarga lainnya, anak-anaknya nakal? Bila berbicara tentang mengasuh anak, aspek penting untuk orang tua adalah “mengajar dengan memberi contoh”. Namun pada kenyataannya, mengajar dengan memberi contoh bukanlah satu-satunya yang harus dilakukan dalam mengasuh anak.

Saya teringat film drama di TV dengan adegan seorang ibu sedang menjenguk anaknya di penjara. Dengan air mata berlinang, ibu bertanya,”Mengapa anakku menjadi seorang penjahat? Aku merawat dan mengasihimu dengan segenap hati, dan memberikan apapun yang kamu mau.. Mengapa semua ini terjadi?” Ini adalah adegan paling menyentuh hatiku.

Orang tua tentu mengasuh anak dengan penuh kasih sayang. Namun mengasuh anak hanya dengan memberi teladan saja tidak cukup untuk mempengaruhi anak menjadi orang yang baik dan penyayang.  Setiap anak memiliki kepribadian yang berbeda. Beberapa anak merespon positif apa yang mereka lihat dan mereka mencoba menirunya. Namun sayangnya sebagian anak merespon kasih sayang dengan cara yang berbeda. Mereka terus kekanak-kanakan dan akhirnya tumbuh menjadi egois dan nakal.

Sebagai orang tua, kita jangan berasumsi bahwa anak yang dibesarkan dalam keluarga yang penuh kasih sayang pasti secara alami menjadi anak yang baik dan penuh kasih sayang pula. Jangan pula menganggap pembentukan karakter adalah tugas sekolah ataupun pemimpin agama. Kita sebagai orang tua harus mengasuh anak-anak kita dengan baik, melatih dan membimbing mereka.

Mengasuh anak dengan penuh cinta kasih
  • Cinta dan kasih sayang yang kita berikan kepada anak-anak kita harus diimbangi dengan ketegasan dan kedisiplinan. Bila tidak, resikonya anak-anak kita tumbuh menjadi pribadi yang egois dan keras kepala atau bandel. Mengasuh anak dengan kasih sayang bukan berarti memberikan apapun yang anak kehendaki.
  • Luapan cinta kasih orang tua kepada anak-anak, sering membuat mereka merasa pusat tumpuan kasih sayang orang tuanya. Mereka menerima kasih sayang, Ajarkan anak bahwa kita harus lebih banyak memberi daripada menerima. Biasakan agar mereka saling berbagi, misalnya berbagi makanan dengan saudaranya atau berbagi mainan.
  • Sikap Anda harus konsisten dalam merespon perilaku mereka. Misalnya, bila anak Anda merampas mainan milik teman atau saudaranya, jangan dibiarkan karena Anda lelah. Nantinya anak Anda akan bingung mana yang baik dan mana yang tidak baik.  
  • Jadilah teladan yang baik. Bersikaplah ramah, lembut, dan selalu membantu orang lain.
  • Jangan pernah lupa untuk mengajar dan menanamkan ajaran agama di dalam hati anak-anak Anda, karena agama apapun yang baik selalu mengajarkan kasih sayang dan welas asih kepada sesama.

sumber: theasianparent.com

disadur oleh: Pingu’s English Indonesia – Kursus Bahasa Inggris untuk anak usia 2 – 9+ tahun

Reaksi Alergi dari Gigitan Serangga

November 26, 2014

Tanpa disadari serangga di sekitar rumah bisa menyengat anak dan menimbulkan alergi pada anak.

Reaksi alergi akibat serangga berbeda pada setiap anak tergantung kepada berapa banyak zat yang terkandung dalam cairan gigitan tersebut dan reaksi tubuh anak. Orang dulu sering bilang, anak yang darahnya manis akan mengalami reaksi lebih hebat. Sesungguhnya itu terjadi karena tubuh anak lebih sensitif atau memiliki alergi. Pada anak yang alergi, reaksinya bisa meluas jauh dari area yang tersengat atau tergigit serangga. Misalnya, mengalami sesak napas, gatal di seluruh tubuh, Yang paling sering menimbulkan kasus alergi, biasanya sengatan lebah.

Menurut dr Rifan Fauzie, SpA dari RSAB Harapan Kita, secara teoritis setiap gigitan serangga mempunyai potensi untuk menyebabkan alergi pada anak. Namun tak seorang pun tahu apakah seorang anak akan menderita reaksi alergiatau tidak terhadap gigitan serangga tertentu. Bekas yang ditimbulkan pun bisa berbeda. Ada yang menghitam dan susah hilang, ada yang lenyap seketika.

”Reaksi inflamasi lokal kulit dalam berbagai variasi akan menentukan luka bekas gigitan tersebut akan berbekas atau cepat menghilang. Bila reaksinya hanya sedikit dan ringan biasanya akan cepat menghilang,” ujar dr Rifan.

Biasanya saat digigit serangga Mama langsung menggosokkan minyak kayu putih atau minyak tawon. Menurut dr Rifan tindakan ini tidak ada salahnya dilakukan, karena ini akan memberikan rasa hangat, melebarkan pembuluh darah di sekitar gigitan serangga, sehingga reaksi inflamasinya lebih cepat.

Namun ia mengingatkan, penggunaan obat gosok tidak dianjurkan pada luka gigitan serangga yang terbuka dan terinfeksi. Karena ini akan memperburuk kondisinya. Juga hindari penggunaannya bila si kecil mengalami iritasi terhadap bahan-bahan yang terkandung di dalam obat gosok tersebut. Untuk meredakan rasa gatal Anda juga bisa memberikan lotion anti gatal yang mengandung calamine dengan catatan tidak pada daerah dengan luka terbuka. Cegah si kecil menggaruk-garuk bekas gigitan yang terasa gatal, yang bisa menimbulkan luka terbuka. Ini malah akan bisa menyebabkan infeksi dan meninggalkan bekas luka lebih parah.

”Pada prinsipnya penanganan gigitan serangga secara umum sama, yaitu bersihkan luka bekas gigitan dengan air sabun hangat, keluarkan sisa sengat atau racun yang masih ada, bila terjadi infeksi sekunder dapat diberikan antibiotika topikal. Salep hidrokortison biasanya diberikan bila reaksi gigitan serangga tersebut terjadi cukup hebat, lebih lebar, dan lebih merah.

Segera ke dokter atau rumah sakit terdekat, bila gigitan yang terjadi meninggalkan sisa sengat yang tidak dapat dikeluarkan sendiri, reaksi inflamasi yang terjadi begitu hebat, terinfeksi dengan bakteri, reaksi hampir terjadi di seluruh tubuh atau terjadi demam yang cukup tinggi, atau terjadi reaksi anafilaktik seperti anakmendadak lemah, nadi menjadi lebih lemah, dan sebagainya.

Self Awareness di usia pra sekolah

November 12, 2014
Seperti apakah self awareness pada usia ini?
Buah hati anda sudah bisa menggunakan kata-kata Sad, Happy ketika bercerita mengenai perasaannya. Ia juga telah bisa menjelaskan kenapa ia merasa sedih atau happy  tentang sesuatu hal. Misal, ia telah bisa bercerita pada anda bahwa pergi ke Pingu’s English dan bermain bersama teman temannya membuatnya merasa happy. (NBC Parent tool kit)

Talenta pada anak, bawaan atau binaan?

November 12, 2014

Bawaan atau binaan? Turunan atau latihan? Genetik atau lingkungan? Pertanyaan tersebut seolah tak kunjung habis menjadi perdebatan dalam dunia perkembangan anak. Perdebatannya, apakah bakat lebih dipengaruhi oleh nature atau nurture. Mana yang lebih penting? Mana yang lebih menentukan?

IMG_9444 resize

Vera Itabiliana Hadiwidjojo, Psi.

Nature mengacu pada kondisi biologis seseorang yang diturunkan secara genetik. Ini meliputi traits/sifat/ciri, kapasitas dan keterbatasan yang diturunkan secara genetik orang tua pada saat pembuahan. Sebagian contohnya adalah postur tubuh, warna bola mata dan penyakit turunan. Nature juga mencakup ciri seperti kemampuan verbal atau level aktivitas fisik yang muncul setelah kematangan perkembangan tercapai di usia tertentu.

Nurture mengacu pada semua pengaruh lingkungan yang terjadi setelah pembuahan, mulai dari kesehatan ibu saat mengandung, sampai pengalaman yang dialami langsung oleh anak setelah lahir, baik dalam keluarga, sekolah, lingkungan sosial & budaya secara luas.

Terlepas dari perdebatan tersebut, semua ahli sepakat bahwa keduanya berperan dalam perkembangan anak. Interaksi antara nature & nurture menentukan bagaimana hasilnya pada anak. Kecerdasan anak misalnya, tetap ditentukan faktor keturunan dan lingkungan (sekolah, nutrisi, dll).

Banyak temuan-temuan menarik dari beberapa riset yang pernah dilakukan, salah satunya tentang kemampuan matematika antara anak laki-laki dan perempuan (Benbow & Stanley, 1983; Johnson & Meade, 1987; Beal, 1994; Jacklin, 1988). Penelitian-penelitian ini menemukan bahwa kemampuan matematika pada anak laki-laki lebih baik daripada anak perempuan. Pakar genius dalam bidang matematika lebih banyak laki-laki dibanding perempuan. Perbedaan hormonal saat pubertas juga membuat perbedaan di otak anak laki-laki dan perempuan, sehingga anak laki-laki lebih unggul dalam matematika. Penelitian ini jelas mendukung pihak yang mengatakan bahwa nature lebih penting.

Lalu apa kata pendukung nurture? Mereka juga mengadakan penelitian tentang isu yang sama yaitu kemampuan matematika (Eccles & Jacobs, 1986; Barinaga, 1994). Mereka mengemukakan bahwa kemampuan matematika kurang dianggap feminin sehingga lingkungan (keluarga, sekolah, dan lainnya) kurang mendukung minat dan usaha anak perempuan dalam matematika. Nilai budaya juga berpengaruh, terbukti di negara Asia jumlah ilmuwan wanita jauh lebih sedikit dibanding jumlah ilmuwan wanita di negara Eropa.

Masih banyak penelitian lain yang serupa dan saling menguatkan pendapatnya masing-masing. Jika semuanya dibahas di sini mungkin akan membuat Moms tambah bingung . Sebenarnya yang terpenting adalah kita menyadari bahwa keduanya sama pentingnya.

Michael Gurian dan Dakota Hoyt dalam buku mereka yang berjudul Nurture the Nature: Understanding and Supporting Your Child’s Core Personality (2007), mengemukakan bahwa ada 7 aspek dalam diri anak yang erat kaitannya dengan faktor bawaan/nature yaitu kepribadian, sifat gender, bakat/talenta, gaya belajar, pola mood & perilaku, respon terhadap stres, gaya relasi & ekspresi emosi. Khususnya bakat/talenta, tentu tidak langsung terlihat begitu saja ketika anak lahir meskipun itu ada di dalam dirinya. Seperti yang dikatakan Heraclitus, seorang filsuf Yunani: Our own nature hides from us, but wants to be found. Jadi apa yang menjadi bawaan anak, khususnya bakat tidak serta merta mencuat dari diri anak dan menjadi sesuatu yang istimewa. Talenta butuh dikenali dan dikembangkan.

Faktor bawaan saja tidak menentukan masa depan anak. Keluarga, sekolah dan lingkungan sekitar anak juga ikut menentukan. Seorang anak yang lahir dari kedua orang tua yang atlet sepatu roda, apakah mungkin menjadi atlet juga tanpa diperkenalkan pada sepatu roda dan memiliki kesempatan berlatih? Seperti kutipan berikut ini, “Genes and family may determine the foundation of the house, but time and place determine its form.” (Jerome Kagan)

Pertanyaan berikutnya adalah bagaimanakah cara mendeteksi bakat anak? Jawabannya adalah butuh proses (waktu), observasi dan stimulasi yang variatif. Selain itu butuh keuletan, kesabaran dan pikiran yang terbuka dari orang tua. Butuh waktu karena anak berkembang dalam tahapan usianya dan kemampuan anak muncul jika kematangan anak dalam hal tertentu sudah tercapai. Misalnya, anak belum dapat menunjukkan bakat atletiknya sebelum dia mampu berjalan/berlari. Butuh observasi yang jeli dari orang tua tentang apa yang diminati anak. Orang tua juga dapat meminta orang lain yang mengenal anak untuk dimintai pendapat. Ketika observasi membuahkan hasil, hindari bereaksi terlalu berlebihan karena di usia sebelum pubertas minat anak masih berubah-ubah. Misalnya anak terlihat sangat suka menggambar, amati saja dulu sampai sejauh mana anak betah menekuni aktivitas ini sambil dipenuhi kebutuhan menggambarnya. Jangan kecewa ketika anak kemudian kehilangan minat  menggambarnya. Stimulasi yang variatif juga diperlukan untuk merangsang munculnya talenta. Karena tanpa stimulasi, talenta sulit muncul dan berkembang. Ketika talenta ditemukan secara pasti, stimulasi bisa lebih terfokus sehingga talenta berkembang.

Lalu, bagaimana kita tahu yang ditampilkan anak talentanya atau bukan? Jika benar talentanya, biasanya anak bertahan lama menekuni aktivitas tersebut, bukan hitungan bulan tapi tahunan. Dia seolah tak pernah bosan, tak pernah lelah dan selalu terlihat asyik menikmati aktivitas tersebut. Hal lainnya adalah biasanya anak akan lebih mudah menguasai apa yang diajarkan sehubungan dengan talentanya tersebut. Misalnya, anak yang punya talenta bahasa dan komunikasi akan lebih cepat menguasai kosa kata baru dibanding yang tidak. (fimela.com)

 

www.pingusenglish.co.id

Kiat Berenang bersama Si Kecil

August 19, 2014

Salah satu kegiatan keluarga yang menyenangkan di akhir pekan adalah berenang. Namun, banyak orangtua yang masih kerap khawatir membiarkan anak bersenang-senang sembari berenang. Alasannya, karena masih terlalu kecil dan takut tenggelam.  

“Kami percaya, dengan memperkenalkan berenang pada anak-anak sedini mungkin, mereka tidak akan ketakutan saat jatuh ke dalam air. Dengan latihan yang tepat, lambat laun anak-anak akan paham bagaimana cara mencegah dan menyelamatkan diri bila tenggelam,” kata Paul Thompson dari Water Babies. 

Hanya saja, sebagai orangtua, sudah menjadi kewajiban Anda untuk menjaga mereka tetap selamat. Jangan sampai lengah. Berikut beberapa tip berenang aman dengan si kecil:

1. Awasi anak-anak di sekitar air
Mengawasi anak dengan saksama dari tepi kolam adalah hal yang patut Anda lakukan selama berada di area kolam renang. Namun, bila sewaktu-waktu Anda harus ke kamar kecil atau melakukan keperluan lainnya, usahakan untuk mengajak anak bersama Anda. Jika tak memungkinkan, mintalah pertolongan pada suami, asisten rumah tangga (ART), dan anggota keluarga lainnya untuk menjaga anak Anda.

2. Perhatikan alat keselamatan
Biasanya, kolam renang untuk umum memiliki alat bantu keselamatan, yang berfungsi untuk membantu atau mencegah perenang mengalami tenggelam. Nah, bila si kecil memiliki penyakit bawaan, misalnya asma, maka pastikan Anda membawa obat sendiri dari rumah. Selian itu, untuk berjaga-jaga, simpan juga nomor darurat lokal di ponsel Anda.

3. Perhatikan alat pemainan
Di beberapa kolam renang anak ada beberapa alat permainan yang disediakan. Pastikanlah permainan tersebut aman untuk anak, dan lagi-lagi, jangan lengah dalam menjaga anak selama waktu berenang.  

4. Jangan ajak si kecil ke pantai berombak
Jika kebetulan Anda sekeluarga berlibur ke pantai, hindari memilih pantai dengan ombak tinggi dan arus yang kuat. Hal lain yang perlu diperhatikan sebelum membiarkan anak bermain di sekitar pantai, pastikanlah Anda tahu di mana letak pos penjaga pantai, dan simak baik-baik aturan serta informasi yang terdapat di sekitar pantai. 

5. Jangan langsung berenang
Jangan biarkan anak langsung berenang seusai makan siang. Biasakanlah untuk menunggu setidaknya selama satu jam.

 
 

 

Sumber :

 

 
Penulis :
Christina Andhika Setyanti
 
Editor :
Syafrina Syaaf
 
 

Berikut 6 Tips Menjadikan Anak untuk Selalu Bersikap Positif

June 24, 2014

Tak hanya orang dewasa, anak-anak pun perlu memiliki konsep diri yang positif. Bisa dikatakan, konsep diri yang positif adalah modal utama bagi anak untuk mencapai kesuksesan dan kebahagiaan dalam hidupnya. Di dunia yang penuh dengan tantangan dan persaingan, sangatlah penting untuk memiliki sikap yang positif. Sikap positif membuat seseorang menjadi lebih semangat, antusias, percaya diri, dan tidak mudah menyerah.

Bagi para orang tua, sangatlah penting untuk mendidik dan mengajari anak sejak dini untuk bersikap positif. Seorang anak yang bersikap positif akan mempunyai semangat belajar yang tinggi dan sikap menghargai dan menghormati terhadap sesamanya.

Berikut adalah tips-tips bagi orang tua untuk mendidik anaknya bersikap positif.

1. Kasih Sayang

Tunjukan kasih sayang Anda kepada anak Anda dalam bentuk kata-kata, pelukan, ciuman, menggendongnya, dan sebagainya.

2. Berikan Perbandingan

Ingatkan anak Anda bahwa menjadi positif atau negatif adalah pilihan mereka sendiri, yang mana bersikap negatif akan memberikan dampak yang negatif pula kepada diri sendiri dan sesama. Sebagai contoh, ingatkan bahwa “Memendam rasa amarah terhadap sesama seperti memupuk sampah didalam diri”

3. Ajari Menghadapi Tantangan

Ajari anak Anda untuk berpikir dan bersikap positif terhadap diri sendiri, Yakinkan mereka bahwa mereka mampu menghadapi tantangan yang ada. Sebagai contoh, jangan biarkan anak anda berkata “Aku tidak bisa matematika, matematika itu sulit”. Tetapi ajari anak Anda untuk berpikir positif dan berkata “Matematika memang sulit, tapi aku akan terus berusaha mengerjakannya, apalagi orang tua serta guruku akan senantiasa membantu.”

4. Berikan Suasana Positif

Ciptakan suasana positif didalam rumah, ciptakan acara-acara yang menyenangkan seperti nonton bersama, bercerita hal-hal yang lucu dan cerita bermoral. Jelaskan kepada anak Anda bahwa dengan tersenyum dan tertawa dapat membuat pikiran yang jernih dan tubuh menjadi sehat

5. Ajari Kedewasaan

Ketika anak Anda mengalami kekecewaan, ajari mereka untuk merenungkan pelajaran-pelajaran yang dapat mengambil dari pengalaman sehingga tidak mengulangi kesalahan di masa mendatang. Dorong mereka untuk menunjukkan kedewasaan dan untuk mengambil pendekatan positif, daripada Anda menyalahi dan memarahi mereka.

6. Kembangkan Hobi Anak

Bantu anak Anda dalam mengembangkan hobi dan bakat mereka, karena hal tersebut dapat mengembangkan rasa kepercayaan diri anak. Contohnya, jika anak Anda hobi bernyanyi. Maka semangati anak Anda untuk terus bernyanyi, daftarkan mereka ke kursus bernyanyi untuk lebih mengembangkan bakat mereka.

Jumpers

July 2, 2013

Pingu's English Jumpers

Pingu’s English Jumpers

Hello Mommies… Kini telah hadir program terbaru dari Pingu’s English yaitu Jumpers. Program ini dirancang khusus untuk anak usia 6 hingga 9+ tahun dan telah memiliki landasan Berbahasa Inggris yang baik. Materi pelajaran dan pengajaran program ini mengacu pada Cambridge YLE Starters – yup, sebuah test yang dirancang khusus untuk anak-anak usia sekolah dasar oleh Cambridge English Language Assessment atau dulu dikenal Cambridge ESOL.  

Pingu’s English Indonesia telah resmi ditunjuk sebagai Cambridge English Language Assessment Authorised Center oleh organisasi pendidikan ternama di eropa dan didunia yaitu Cambridge U.K. Kolaborasi ini ditujukan untuk secara adil, formal, akurat dan terpercaya mengukur kemajuan yang telah diraih siswa selama belajar di Pingu’s English. Dan tentunya memberikan penghargaan kepada siswa atas prestasinya yaitu berupa sertifikat Internasional Cambridge U.K.

Menarik bukan? mau tahu lebih lanjut? silahkan hubungi Pingu’s English Kelapa Gading atau Pingu’s English terdekat. Cheers

Kenapa hukuman Timeout tidak berhasil

January 28, 2013

Time Out

Masalah pada hukuman Time-out adalah beragam. Pertama, pada saat anak dalam kondisi marah atau bertingkah dan membutuhkan orang tua yang sayang dan bisa menenangkannya, dengan timeout mereka malah ditinggalkan untuk menenangkan dirinya sendiri. Umumnya anak-anak tidak mampu untuk melakukan hal ini. Mereka membutuhkan orang dewasa untuk membantu mereka kembali seperti sediakala sebelum terbawa badai emosi. Seorang anak yang tingkah lakunya reaktif atau destruktif ketika di peringatkan, seharusnya tidak ditinggalkan sendiri untuk menyelesaikan permasalahan yang disebabkannya.

Membiarkan anak sendiri ketika mereka dalam kondisi tertekan pada dasarnya sama dengan orang tua berkata “Saya tidak bisa menangani anak ketika ia menunjukkan sisi lain dirinya, dan akan bisa mengatasinya ketika mereka menjadi sisi yang diinginkan.” Hal ini bukan saja menunjukkan bahwa orang tua hanya ingin versi baik dari sang anak tapi juga menyatakan ketidakmampuannya untuk mengatasi semua sisi mereka.

Seorang anak sangat memerlukan orang tuanya untuk bertindak sebagai kapten kapal yang percaya diri. Ketika orang tua membiarkan anaknya sendiri karena mereka tidak dapat menangani tingkah laku negatifnya, mereka berarti menunjukkan bahwa mereka (anak) memiliki kekuatan untuk membuat mereka (orang tua) tidak kompeten dan tidak berdaya.

Time-outs juga meningkatkan rasa takut terpisah dari orang tuanya.

Salah satu karakteristik pada anak yang sering diberikan hukuman time-out adalah terlalu lekatnya anak pada orang tua. Hal ini muncul karena seringnya anak diancam akan ditinggalkan sehingga muncul ketakutan akan terpisah dari orang tuanya dan juga rasa tidak aman. (she knows)

 


Cool Kids Extraordinary Moms

Kursus Bahasa Inggris untuk Anak usia 2 hingga 7+ tahun yang seru dan menyenangkan

Pingu's English Pekanbaru

Children Love learning English With Pingu's English

PKBM Mandiri

sekolah merdeka belajar